{1}.MELURUSKAN DAN MERAPATKAN SHOF SHALAT TERMASUK DARI KESEMPURNAAN SHALAT.[HR.Ibnu Majah]
__________________________
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالاَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ » .
{وقاله مسلمٌ في صحيحه في كتاب الصلاة، باب 28، واللفظ له. وابن ماجه رقم : 933. وانظر كتاب تحفة : 1243 - 433/124 }
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ ، عَنْ شُعْبَةَ (ح) وحَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ ، حَدَّثَنَا أَبِي ، وَبِشْرُ بْنُ عُمَرَ ، قَالاَ : حَدَّثَنَا شُعْبَةَ ، عَنْ قَتَادَةَ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : سَوُّوا صُفُوفَكُمْ ، فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ.
{رواه مسلم رقم الحديث : 433. وابن ماجة رقم الحديث : 993}
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsann dan Ibnu Basyarin keduanya berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepadaku Al Syu'bah, Aku mendengar dari Qatadah, beliau menceritakan dari Anas bin Malik radliyyallaahu 'anhu yang mengatakan : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan bagian dari kesempurnaannya shalat.”
(HR. Bukhari no. 723. Teks Hadits Muslim no. 433. Dan Ibnu Majah no. 933).
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ » .
{رواه البخاري رقم الحديث : 723، واللفظ له، ومسلم بمهتاه رقم الحديث : 433}
Telah menceritakan kepadaku Abu Al Walid beliau berkata : Telah menceritakan kepadaku Al Syu'bah dari Qatadah dari shahabat Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala ‘anhu dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama beliau telah bersabda :
Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya. meluruskan shaf termasuk menegakkan sholat.”
{HR. Al-Bukhary no. 723. Dan Teks Hadits Imam Muslim dalam Shohihnya no. 433}
Dari Abu Hurairah -radhiallahu Ta’ala ‘anhu :
أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَقِيمُوا الصَّفَّ فِي الصَّلاةِ ، فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاةِ " .
{رواه البخاري رقم الحديث : 722. ومسلم رقم : 435. وأحمد في مسنده رقم : 261، 10083. ومسلم : رقم : 275، 663. وإسحاق بن راهوية في مسنده : 337. ومسلم في صحيحه رقم : 275، 663. وأبو داود السجستاني : 582. وأبو حاتم بن حبان في صحيحه واللفظ له رقم : 360، 2216، 2218. وسليمان بن أحمد الطبراني في المعجم الأوسط رقم : 2303، 4596. والطبراني في مسند الشاميين : 430. وأبو نعيم الأصبهاني في المسند المستخرج على صحيح مسلم رقم : 357، 430، 839. وفي دلائل النبوة لأبي نعيم : 211. وعبد الرزاق الصنعاني في مصنف عبد الرزاق
: 2340. والبيهقي في السنن الصغير رقم : 246. وفي الكبرى رقم : 4760، 4788}.
Telah menceritakan kepadaku Ibnu Qutaibah, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Al Sarriy, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abdur Razzaq, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Ma'mar, dari Hammam bin Munabbih, dari Abi Huroirota radliyyallaahu 'anhu, beliau berkata : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallama telah bersabda :
Dan tegakkanlah shaf di dalam shalat, karena sesungguhnya menegakkan shaf termasuk diantara baiknya sholat”.
{HR. Ahmad. Al-Bukhary no. 722. Muslim no. 435. Teks Hadits Ibnu Hibban no. 360, 2216, 2218. Baihaqiy. Thabaraniy. Abdur Razzaq. Ishaq bin Rahuyah. Dan Abu Nu'aim}
KOSA KATA HADITS :
01. Sabda beliau [luruskanlah shaf-shaf kalian] yakni, lurus dan seimbanglah dalam bershaf sehingga kalian seakan-akan merupakan garis yang lurus, jangan salah seorang di antara kalian agak ke depan atau agak ke belakang dari yang lainnya, serta merapat dan tutuplah celah-celah kosong yang berada di tengah shaf.
02. Sabda beliau [termasuk kesempurnaan sholat yakni penyempurna sholat]. Sesuatu dikatakan sempurna jika telah sempurna seluruh bagian-bagiannya, sehingga satu bulan dikatakan sempurna jika harinya sudah genap 30 hari lamanya.
03. Sabda beliau [sesungguhnya menegakkan shaf], yakni meluruskan dan menyeimbangkannya ketika hendak mendirikan shalat berjama’ah.
04. Sabda beliau [termasuk diantara baiknya sholat]. Ibnu Baththol menjelaskan bahwa “baiknya sesuatu” adalah kadar tambahan setelah sempurnanya sesuatu tersebut.
[Lihat: Kitab Fathul Bari Syarhu Shahihu Al Bukhariy : (2/209). Kitab ‘Aunul Ma’bud Syarhu Sunan Abi Dawud : (2/259). Dan Faidhul Qodir : (2/537) dan (4/115-116)]
PENGERTIANNYA :
Bila shof tdk lurus atau rapat maka shalat belum sempurna.
{2}. DAMPAK NEGATIF DARI KETELEDORAN MENGATUR SHOF SHALAT :
__________________________
a). Adanya perselisihan faham.
[HR. Abu Dawud]
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رضي الله عنه ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ الله يَتَخَلَّلُ الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ ، إِلَى نَاحِيَةٍ ، يَمْسَحُ صُدُورَنَا وَمَنَاكِبَنَا ، وَيَقُولُ: « لَا تَخْتَلِفُوا؛ فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، وَكَانَ يَقُوْلُ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ الْأَوَلِ .
{أخرجه : أبو داود رقم: 664 بإسناد حسن، والنسائي . وصححه الشيخ مقبل الوادعي : ، في كتابه " الجامع الصحيح مما ليس في الصحيحين : (2/90،95)}.
Dari Al Baraa' bin 'Aziib radliyyallaahu 'anhu, beliau berkata :
“Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama memasuki sela-sela shaf sambil memegang dada dan bahu kami, lalu beliau bersabda: “Janganlah kalian berbeda dalam shaf (tidak lurus), sehingga hati kalian turut berbeda”. Beliau juga bersabda : “Sesungguhnya Allah menganugerahkan rahmatNya untuk orang-orang yang berdiri dishaf pertama, begitu juga para malaikat memohonkan rahmat untuk mereka.
(HR. Abu Dawud, Sanadnya Hasan. No. 1097 dari Kitab Riyadush Shalihiin. Nasa'I. Dan dishahihkan oleh Syaikh Muqbil Al Wadi'i dalam Kitabnya Al Shahih Laisa Fii Shahihaini : 2/ 90-95)
Pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf serta bahaya memutuskannya :
01. Dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu 'anhu :
عنْ أَبِن مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاةِ وَيَقُولُ : اسْتَوُوا , وَلا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ.
{رواه مسلم رقم الحديث : 423}.
“Luruslah kalian dan jangan kalian berselisih. Lantaran itu, hati-hati kalian akan berselisih (baik dalam barisan shafnya dan berselisih dalam hatinya atau bermusuhan)”.
Ancaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada orang yang berselisih dalam mengatur shaf, yaitu barisannya tidak lurus satunya maju sedikit dan satunya lagi agak ke belakang, dan dampak yang lain, hati mereka bisa berakibat saling bermusuhan, secara bathin ataupun secara fisik. Inilah yang dimaksud berselisih dalam hadits ini, seperti banyak realita atau kejadian saat ini, sesama islam saling bermusuhan dan saling serang.
02. Dari Sahabat Al Nu'man bin Basyiir radliyyallaahu 'anhu :
وعن النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ رضي الله عنهما قال : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَوِّي صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ ، حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ ، فَرَأَى رَجُلا بَادِيًا صَدْرُهُ مِنْ الصَّفِّ ، فَقَالَ : ( عِبَادَ اللَّهِ ، لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ ) .
{رواه البخاري رقم الحديث : 717. ومسلم رقم : 436 }.
“Kalian akan benar-benar meluruskan shaf, atau Allah benar-benar akan membuat hati-hati kalian berselisih”.
Seseorang tidak akan mampu meluruskan shafnya jika ia tidak merapatkan barisannya. Karenanya Nabi –Shallallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan hal itu dalam sebuah hadits dari:
03.Dari Sahabat Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala ‘anhu- bercerita,
وَ عَنْ أَنَّسٍ رضي اللّه عنه قَالَ: اُقِيْمَتِ الصَّلَاةُ فَأَقْبَلَ عَلَيْنَ رَسُوْلُ اللهِ l: بِوَاجْهِحِ فَقَالَ: أَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ وَتَرَاصُوْا، فَإِنَّ أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى.
(رواه البخرى)
“Sholat telah didirikan (telah dikumandangkan iqomah), lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- menghadapkan wajahnya kepada kami seraya bersabda :
”Tegakkanlah shaf-shaf kalian dan rapatkan karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”.
{HR. Bukhariy}
Meluruskan shaf dan merapatkannya sangat diperhatikan oleh Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dan para sahabat beliau, sehingga tak heran jika beliau mengingatkan dan memerintahkannya dalam hadits-haditsnya. Bahkan meluruskan shaf merupakan salah satu jalan menyempurnakan dan menegakkan sholat, sedangkan menyempurnakan dan menegakkan sholat merupakan kewajiban. Seorang tak boleh mengurangi kesempurnaanya dengan merenggangkan shaf.
Hal ini dijelaskn oleh Imam Nawawi dlm Kitab Al-Hawi: 1/52 karangan Imam Suyuthi, Dar Al-Baz, Makkah, cet. 2, th. 1395 H/1975 M.
Hukum Merapatkan dan Meluruskan Shaf Dalam Shalat
Al-Imam Ibnu Hazm Al-Andalusiy Al Dzohiriy rahimahullah berkata :
________
تسوية الصف إذا كان من إقامة الصلاة فهو فرض ؛ لأن إقامة الصلاة فرض ؛ وما كان من الفرض فهو فرض.
{انظر كتاب المحلّى للإمام ابن حزم الاندلسي الظاهري مذهبا : 4/ 55}
“Meluruskan shaf, jika itu merupakan bagian dari tegaknya shalat maka ia wajib, karena tegaknya shalat adalah wajib. Dan sesuatu yang merupakan bagian dari kewajiban maka ia (hukumnya) juga wajib.”
[Lihat Kitab Al-Muhallaa : 4/55, Karya Ibnu Hazm Al Andalusiy Al Dzohiriy]
Al-Imam An-Nawawiy Al Syafi'i rahimahullah berkata :
________
قال النووي في "شرح مسلم" : قَوْله: ( يُسَوِّي صُفُوفنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاح ) الْقِدَاح بِكَسْرِ الْقَاف هِيَ خَشَب السِّهَام حِين تُنْحَت وَتُبْرَى، وَاحِدهَا ( قِدْح ) بِكَسْرِ الْقَاف، مَعْنَاهُ يُبَالِغ فِي تَسْوِيَتهَا حَتَّى تَصِير كَأَنَّمَا يَقُوم بِهَا السِّهَام لِشِدَّةِ اِسْتِوَائِهَا وَاعْتِدَالهَا.
{انظر شرح صحيح مسلم للإمام النواوي، رقم الحديث : 499}
Sabdanya, “Meluruskan shaf kami hingga seolah-olah bagaikan meluruskan Al-Qidaah,” Al-Qidaah dengan huruf Qaf di-kasrah adalah panah dari kayu yang diserut dan ditajamkan. Maknanya adalah beliau betul-betul menaruh perhatian pada kelurusannya hingga seolah-olah beliau sedang meluruskan sebuah panah kayu dengan sungguh-sungguh.”
[Lihat Kitab Syarhu Shahiih Muslim Imam Nawawi no. 499]
Al-Haafizh Ibnu Muflih Al-Hanbaliy rahimahullah berkata :
_______
حكم تسوية صفوف المأمومين حتى تكون صفوفهم كصفوف الملائكة عند ربها، يتراصون في الصف ، بحيث تتحاذى المناكب ،والأكعب، والأعناق ، والاعتبار بمؤخرة القدم دون الأصابع
{انظر كتاب النكة والفوائد : 1/ 115}
Hukum ma’mum meluruskan shaf-shaf hingga seperti shaf-shaf para malaikat di sisi Tuhannya, (bahwa wajib) ma’mum meluruskan dalam shaf dimana disejajarkannya pundak-pundak, tumit-tumit, leher-leher dan memperhatikan ujung belakang telapak kaki tanpa (melihat) jari.”
[Lihat Kitab An-Nukat wal Fawaa'id. : 1/115]
Al-Haafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalaaniy Al Syafi'i rahimahullah berkata :
_________
ويَحتَمِلُ أَن يَكُونَ البُخارِيّ أَخَذَ الوُجُوب مِن صِيغَةِ الأَمرِ فِي قوله: (سَوُّوا صُفُوفكُم ) ومِن عُمُومِ قوله: (صَلُّوا كَما رَأَيتُمُونِي أُصَلِّي ) ومِن وُرُودِ الوعِيدِ عَلَى تَركِهِ، فَرَجَحَ عِندَهُ بِهَذِهِ القَرائِنِ أَنَّ إِنكارَ أَنَس إِنَّما وقَعَ عَلَى تَرك الواجِب وإِن كانَ الإِنكارُ قَد يَقَعُ عَلَى تَركِ السُّنَنِ، ومَعَ القَولِ بِأَنَّ التَّسوِيَةَ واجِبَة فَصَلاة مَن خالَفَ ولَم يُسَوِّ صَحِيحَة لاختِلافِ الجِهَتَينِ، ويُؤَيِّدُ ذَلِكَ أَنَّ أَنَسًا مَعَ إِنكارِهِ عَلَيهِم لَم يَأمُرهُم بِإِعادَةِ الصَّلاةِ
{انظر كتاب فتح الباري شرح صحيح البخاري رقم الحديث : 1181}
Dapat dimengerti bahwasanya Al-Bukhaariy memahami bahwa hukumnya adalah wajib dilihat dari sighat perintah pada sabdanya, “Luruskan shaf-shaf kalian!” Dari keumuman sabdanya, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat,” Dan dari penyebutan adanya peringatan bagi yang meninggalkannya. Maka yang rajih menurut pandangannya dari qarinah-qarinah ini bahwasanya pengingkaran Anas bin Maalik sebenarnya adalah pengingkaran kepada ditinggalkannya kewajiban walaupun pengingkaran tersebut bisa saja terjadi terhadap ditinggalkannya sunnah. Disamping perintah wajibnya meluruskan shaf, maka shalatnya orang yang menyelisihi hal tersebut dan tidak bersungguh-sungguh meluruskan shafnya adalah tetap sah, dengan perbedaan dari keduanya. Hal ini didukung oleh pengingkaran Anas yang walaupun beliau mengingkarinya namun beliau tidak memerintahkan mereka mengulangi shalatnya.”
[Lihat Kitab Fathul Baari Syarhu Shahih Al Bukhariy Karya Imam Ibnu Hajar Al Asqalaniy Al Syfi'i no. 1181]
b). Setan memasuki sela-sela shof untuk mengganggu.
[HR. Abu Dawud]
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibraahiim, telah menceritakan kepada kami Abaan, dari Qataadah, dari Anas bin Maalik -radhiyallahu ‘anhu-, dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Rapatkan shaf-shaf kalian, dekatkanlah jarak antara keduanya dan sejajarkanlah antara leher-leher. Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, sesungguhnya aku melihat setan masuk ke dalam celah celah shaf itu, tak ubahnya bagai anak kambing kecil.”
[Sunan Abu Daawud no. 667; Sunan An-Nasaa'iy no. 815; Musnad Ahmad no. 13324] – sanadnya shahih].
{3}. CARA MENGATUR SHAF :
__________________________
a). Menempelkan pundak dg pundak teman disebelahnya.
b). Menempelkan lutut dg lutut teman disebelahnya.
c. Menempelkn mata kaki dn sisi telapak kaki, dengan mata kaki dn sisi telapak kaki teman disebelahnya.
[Lihat Shahih Bukhari dan Sunan Abu Dawud]
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ أَبِي الْقَاسِمِ الْجُدَلِيِّ قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ
أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ فَقَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثَلَاثًا وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ قَالَ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَلْزَقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari Zakariyyaa bin Abi Zaa’idah, dari Abul Qaasim Al-Judaliy, dia berkata, aku telah mendengar An-Nu’maan bin Basyiir -radhiyallahu ‘anhu- berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam biasa menghadap kepada jama’ah (sebelum memulai shalat), lalu bersabda, “Rapihkan shaf-shaf kalian! -beliau mengucapkannya tiga kali- Demi Allah, hendaklah kalian benar-benar merapihkan shaf-shaf kalian, atau sungguh Allah akan membuat hati kalian saling berselisih.” An-Nu’maan berkata, “Maka aku melihat seseorang melekatkan (merapatkan) pundaknya dengan pundak temannya (orang di sampingnya), demikian pula antara lutut dan mata kakinya dengan lutut dan mata kaki temannya.”
[Sunan Abu Daawud no. 662; Musnad Ahmad no. 17962] – sanadnya hasan].
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يُسَوِّي صُفُوفَنَا إذَا قُمْنَا إلَى الصَّلَاةِ، فَإِذَا اسْتَوَيْنَا كَبَّرَ» .
{رَوَاهُ أَبُو دَاوُد}.
Dari Al Nu'man bin Basyiirin beliau mengatakan : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama mengatur shof kami, ketika kami mendirikan shalat, maka ketika shof kami sudah lurus beliau bertakbir (memulai shalat).
{HR. Abu Dawud}
{4}. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB IMAM (ATAU ORANG YANG DITUNJUK IMAM) UNTUK MELURUSKAN SHAF SHALAT DENGAN HATI-HATI DAN BENAR
[HR. Ahmad Muslim Nasa'i dan Ibnu Majah]
__________________________
Dan sungguh di beberapa tempat, kami menjumpai beberapa saudara-saudara kami Imam shalatnya sama sekali tidak mengatur shaf ma'mumnya akan tetapi ngacir langsung takbiratul ihram, dan para ma'mumnya kalau mau dirapetin malah menjauh ketika dirapatkan kakinya. Inilah keprihatinan kita akan kurangnya sosialisasi tentang pelaksaan pelurusan shaf shalat dan terutama penanaman jiwa kepemimpinan Imam Shalat yang bijaksana, yang mengerti akan ilmunya shalat dan karakteristik ma'mumnya.
Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengenai betapa pentingnya hal ini.
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ.
{رواه احمد رقم الحديث : 13324. وأبو داود رقم : 667. والنسائي رقم : 815}
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibraahiim, telah menceritakan kepada kami Abaan, dari Qataadah, dari Anas bin Maalik -radhiyallahu ‘anhu-, dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Rapatkan shaf-shaf kalian, dekatkanlah jarak antara keduanya dan sejajarkanlah antara leher-leher. Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, sesungguhnya aku melihat setan masuk ke dalam celah celah shaf itu, tak ubahnya bagai anak kambing kecil.”
[Sunan Abu Daawud no. 667; Sunan An-Nasaa'iy no. 815; Musnad Ahmad no. 13324] – sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ قَالَ سَأَلْتُ سُلَيْمَانَ الْأَعْمَشَ عَنْ حَدِيثِ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ فِي الصُّفُوفِ الْمُقَدَّمَةِ فَحَدَّثَنَا عَنْ الْمُسَيَّبِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ تَمِيمِ بْنِ طَرَفَةَ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَلَّ وَعَزَّ قُلْنَا وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهِمْ قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الْمُقَدَّمَةَ وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ.
{رواه احمد رقم الحديث : 20518. وأبو داود رقم : 661. والنسائي رقم : 816. وابن ماجة رقم : 992}
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullaah bin Muhammad An-Nufailiy, telah menceritakan kepada kami Zuhair, dia berkata, aku pernah bertanya kepada Sulaiman Al-A’masy tentang hadits Jaabir bin Samurah mengenai shaf terdepan, maka dia menceritakan kepada kami dari Al-Musayyab bin Raafi’, dari Tamiim bin Tharafah, dari Jaabir bin Samurah -radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidakkah kalian ingin berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka Azza wa Jalla?” Kami bertanya, “Bagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka?” Beliau bersabda, “Mereka menyempurnakan shaf shaf yang terdepan, dan mereka saling merapatkan shaf.”
[Sunan Abu Daawud no. 661; Sunan An-Nasaa'iy no. 816; Sunan Ibnu Maajah no. 992; Musnad Ahmad no. 20518] – sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ.
{رواه احمد في مسنده رقم الحديث : 16653. ومسلم رقم : 434. وألنسائي رقم : 807. وابن ماجة رقم : 9676}.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullaah bin Idriis dan Abu Mu’aawiyah serta Wakii’, dari Al-A’masy, dari ‘Umaarah bin ‘Umair at-Taimiy, dari Abu Ma’mar, dari Abu Mas’uud -radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata, dahulu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengusap pundak-pundak kami ketika (akan memulai) shalat, seraya bersabda, “Luruskanlah, dan jangan berselisih sehingga hati kalian akan berselisih. Hendaklah yang tepat di belakangku orang yang dewasa yang memiliki kecerdasan dan orang yang sudah berakal di antara kalian, kemudian orang yang sesudah mereka kemudian orang yang sesudah mereka.”
[Shahiih Muslim no. 434; Sunan An-Nasaa'iy no. 807; Sunan Ibnu Maajah no. 9676; Musnad Ahmad no. 16653]
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ أَسَدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّائِيُّ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّهُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَقِيلَ لَهُ مَا أَنْكَرْتَ مِنَّا مُنْذُ يَوْمِ عَهِدْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْكَرْتُ شَيْئًا إِلَّا أَنَّكُمْ لَا تُقِيمُونَ الصُّفُوفَ.
{رواه احمد رقم الحديث : 11699. والبخاري رقم : 724}.
Telah menceritakan kepada kami Mu’aadz bin Asad, dia berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Al-Fadhl bin Muusaa, dia berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Sa’iid bin ‘Ubaid Ath-Thaa’iy, dari Busyair bin Yasaar Al-Anshaariy, dari Anas bin Maalik -radhiyallahu ‘anhu- bahwa dia datang ke Madinah, lalu dikatakan kepadanya, “Apakah ada sesuatu yang kau ingkari dari perbuatan kami sejak kau hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Anas bin Maalik menjawab, “Tidak ada sesuatu yang aku ingkari dari kalian kecuali kalian tidak meluruskan shaf dalam shalat!”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 724; Musnad Ahmad no. 11699].
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ” سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ “.
{رواه ألبخاري رقم الحديث : 723. ومسلم رقم : 436}.
Telah menceritakan kepada kami Abul Waliid, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Qataadah, dari Anas, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian karena kelurusan shaf-shaf merupakan bagian dari tegaknya shalat.”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 723; Shahiih Muslim no. 436, dalam lafazh Muslim, "...merupakan bagian dari sempurnanya shalat."]
{5}. IMAM SHALAT MENANGGUNG DOSA JAMA'AHNYA JIKA DIA LALAI ATAU TIDAK MEMENUHI SYARAT MENJADI IMAM
__________________________
أَخبرنا عَبد الحَقِّ بن عَبدِ الخالِقِ، قال: أَخبرنا عَبد الرَّحمَن بن حَمَدَ بنِ يُوسُفَ، قال: أَخبرنا أبو بَكرُ ابن بِشرانَ، قال: حَدَّثنا الدارقُطني، قال: حَدَّثنا أَبُو حامِدٍ مُحَمد بن هارُونَ الحَضرَمِيُّ، قال: حَدَّثنا عَلِيُّ بن مُسلِمٍ، قال: حَدَّثنا ابن أَبِي فديكٍ، قال: حَدَّثنا عَبد الله بن مُحَمد بنِ يَحيَى بنِ عُروَةَ، عَن هِشامِ بنِ عُروَةَ، عَن أَبِي صالِحٍ السَّمانِ، عَن أَبِي هُرَيرَةَ، أَنّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «سَيَلِيكُم بَعدِي وُلاةٌ فَيَلِيكُمُ البَرُّ بِبِرِّهِ والفاجِرُ بِفُجُورِهِ، فاسمَعُوا لَهُم وأَطِيعُوا فِيما وافَقَ الحَقَّ، وصَلُّوا وراءَهُم فَإِن أَحسَنُوا فَلَكُم ولَهُم، وإِن أَساؤُوا فَلَكُم وعَلَيهِم».
{رواه الدارقطني}
Telah menceritakan kepadaku Abdul Haq bin Abdul Khaliq dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman bin Hamad bin Yusuf dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Bisyraaana dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Al Daaruquthniy dia mengatakan : Telah menceritakan kepadaku Hamid Muhammad bin Harun Al Hadramiy dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Aliy bin Muslim dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Fadikin dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad bin Yahya bin 'Urwah, dari Hisyam bin 'Urwah, dari Abi Shalihin Al Samaaniy, dari Abi Hurairata radliyyallaahu 'anhu : Sesungguhnya Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Selepas kematianku, kamu akan dipimpin oleh banyak pimpinan, maka ketika kalian dipimpinan oleh pemimpin yang baik, maka kalian akan terpimpin dengan baik, dan ketika pimpinan itu memimpin kalian dengan kedzaliman, maka kalian akan terpimpin dengan kedzaliman, kalian dengarkanlah dan taatilah mereka (para pemimpin) selama dalam perkara yang menempati kebenaran, dan berma'mumlah kalian kepada mereka (para peimpin), maka jika mereka berbuat baik (bagus dalam menjadi imam shalat), maka kebaikan (pahalanya) itu untuk mereka (pemimpin) dan untuk diri kalian (yang menjadi ma'mumnya), jika mereka berbuat keburukkan (dalam menjadi imam shalat), maka keburukkan (dosanya) itu mengenai diri kalian sendiri (pemimpin yang menjadi imam), dan tidak akan menimpa diri mereka (ma'mum atau jama'ah).”
{HR. Al Daaruquthniy}
وَقَدْ أَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَمْرٍو الأَدِيبُ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ الإِسْمَاعِيلِيُّ ، قَالَ : أَخْبَرَنِي أَبُو يَعْلَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " يُصَلُّونَ لَكُمْ فَإِنْ أَصَابُوا فَلَكُمْ وَلَهُمْ ، وَإِنْ أَخْطَأُوا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ " ،
{رواه البيهقي في السنن الكبرى رقم الحديث : 1431}
Sunnguh telah menceritakan kepadanya Abu Amrin Al Adiibu, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu Bakrin Al Isma'iliyyu, dia berkjata : Telah menceritakan kepadaku Abu Ya'la, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu Khotsaimata, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Al Hasan bin Musa, dia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman bin Abdillaah bin Diinar, dari Zaid bin Aslam, dari 'Athhoin bin Yasaarin, dari Abi Hurairata radliyyallaahu 'anhu : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Kalian akan dima'mumi (dijadikan imam shalat), maka ketika kalian benar dalam mengerjakannya, (pahalanya) bagi kalian sendiri dan para jama'ah, dan jikalau kalian buruk (menjadi imam shalatnya), maka (dosanya) hanya kalian tanggung sendiri, tidak menimpa jama'ahnya. {HR. Baihaqiy}
وعَنِ الْفَضْلِ بْنِ سَهْلٍ ، عَنْ حَسَنِ بْنِ مُوسَى ، وَرُوِّينَا عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " مَنْ أَمَّ النَّاسَ فَأَصَابَ الْوَقْتَ وَأَتَمَّ الصَّلاةَ فَلَهُ وَلَهُمْ ، وَمَنْ نَقَصَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعَلَيْهِ وَلا عَلَيْهِمْ " .
{رواه البخاري في صحيحه وللفظ له رقم : 657 . وأحمد بن حنبل في مسنده رقم : 8463 و 10714. وأبو يعلى الموصلي في معجمه رقم : 242، وفي مسنده رقم : 5796. والحسين بن مسعود البغوي في شرح السنة رقم : 833. وأبو حاتم بن حبان في صحيح ابن حبان رقم : 2267. وسليمان بن أحمد الطبراني في المعجم الأوسط رقم : 9058. وتمام بن محمد الرازي في فوائد تمام الرازي رقم :
969. وأبو نعيم الأصبهاني في حلية الأولياء : 2/ 14 رقم : 1438 و 3770. و في أخبار أصبهان رقم : 430. وابن حزم في كتابه المحلى بالآثار رقم : 458 و في المحلّى 3:132 رقم : 753. والبيهقي في السنن الكبرى واللفظ الثاني له رقم الحديث : 1431 و 3737 و 4908}
Dari Al Fadli bin Sahlin, dari Hasan bin Musa, dan telah meriwayatkan kepada kami 'Uqbah bin 'Amir : Sesungguhnya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Barang siapa mengimami orang banyak, tepat waktunya, dan menyempurnakan shalatnya, maka (pahalanya) baginya dan ma'mumnya, dan barang siapa kurang dari hal itu sedikit saja, maka (dosanya) ditanggung dia sendiri dan tidak menimpa jama'ahnya.
{HR. Ahmad. Bukhariy. Abu Hatim Ibnu Hibban. Baihaqiy. Abu Ya'la Al Mushiliy. Abu Nu'aim. Thabaraniy. Dan Ibnu Hazm}
{6}. DOA MASUK SHAF SHALAT DAN TATACARANYA
[HR. Bukhari Nasa'i Ibnu Sunniy]
__________________________
Do'a masuk shof sebelum takbiratul ihram, caranya adalah setelah shof diluruskan dan dirapatkan, imam kemudian memimpin ma'mumnya berdo'a "do'a setelah masuk shof" dg serentak. Sedangkan do'a masuk shof yg ma'tsur ato lngsng dr Rasulullah adalah:
أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ نَصْرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ ، عَنْ سُهَيْلٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ عَائِذٍ ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ ، عَنْ سَعْدٍ ، أَنَّ رَجُلا جَاءَ إِلَى الصَّلاةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي لَنَا ، فَقَالَ حِينَ انْتَهَى إِلَى الصَّفِّ : اللَّهُمَّ آتِنِي أَفْضَلَ مَا تُؤْتِي عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاتَهُ ، قَالَ : " مَنِ الْمُتَكَلِّمُ آنِفًا ؟ " قَالَ الرَّجُلُ : أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : " إِذًا يُعْقَرُ جَوَادُكَ وَتُسْتَشْهَدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ " .
{رواه البخاري في الأدب المفرد. والنسائي في السنن الكبرى واللفظ له رقم الحديث : 9525, وفي عمل اليوم والليلة رقم : 93. وابن السني في عمل اليوم والليلة رقم : 106. وابن حزيمة في صحيحه رقم : 453. والحاكم في المستدرك : 1/ 207، وقال : هذا حديث صحيح على شرط مسلم وأقرّه الذهبي}
ALLAHUMMA AATINIY AFDLALA MAA TU'TIY 'IBAADAKASH SHAALIHIINA
Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Nashrin, dia berkata :
Telah mengabarkan kepadaku Ibrahim bin Hamzah, dia berkata :
Telah mengabarkan kepadaku Abdul Aziz, dari Suhail, dari Muhammad bin Muslimin bin 'Aidzin, dari 'Aamir bin Sa'din, dari Sa'din : Sesungguhnya seorang datang akan ikut shalat berjama'ah, pada waktu itu Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama sedang shalat bersamaku. Ketika sampai dishof shalat, orang tadi berdoa :
Ya Allah berilah aku seutama-utama apa yg Engkau berikan kepada hamba-hamba-MU yg shalih-shalih.
Ketika shalat selesai Rasulullaah bertanya : Siapa yang membaca doa barusan? Orang itu menjawab : Aku Ya Rasulallaah... Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama bersabda : Ketika itu ditinggikan kedermawananmu, dan kamu disyahidkan dalam perang sabilillah.
[HR. Bukhari dalam Kitab Tarikhnya Al Adabu Al Mufrada. Imam Nasa'i Dalam Amalu Al Yaum Wa Al Lailah no. 93. Imam Ibnu Sunniy dlm Kitab 'Amalul yaum wal lailah no. 106. Ibnu Huzaimah no. 453. Hakim, beliau mengatakan Hadits Shahih atas Syarat Muslim dan disepakati oleh Imam Dzahabiy. Keterangan ini dpt jg dilihat di kitab Al-Adzkaar Li Imam Nawawiy]

Tidak ada komentar:
Posting Komentar