*⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉☾︎༆❦︎🕊️﷽🕊️❦︎༆☽︎❉*
*۩❖الـسَّـلَامُـ عَلَيْڪُمْـ وَرَحْمَةُ اللّٰـٰه وَبَرَڪَاتُهُ❖۩*
ʍɛռɢʊʟʊʀӄǟռ ȶǟռɢǟռ ӄɛɮǟɨӄӄǟռ ɖǟքǟȶ ʍɛʟǟɦɨʀӄǟռ ʀǟֆǟ ӄɛƈɛռɖɛʀʊռɢǟռ ʊռȶʊӄ ɮɛʀֆɨʍքǟȶɨ
Tidak dapat dipungkiri karena hati seseorang cenderung bersimpati kepada orang yang mengulurkan tangan Kebaikkan kepadanya.
Hujjatul Islam Imam Al-Ghozaliy Ash Shufiy Asy Syafi'iy memberikan isyarat bahwa jasa, budi baik, pertolongan saat kita membutuhkan uluran tangan dapat melahirkan rasa simpati terhadap mereka yang mengulurkan tangan kebaikannya. Rasa simpati atau cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya meski keduanya tidak memiliki hubungan kekerabatan atau pertalian dalam bentuk apapun.
*⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉• Beliau menjelaskan dalam kitabnya Ihya' Ulumiddin (juz. 4 hal. 298):
الْإِحْسَانُ ، فَإِنَّ الْإِنْسَانَ عَبْدُ الْإِحْسَانِ ، وَقَدْ جُبِلَتِ الْقُلُوبُ عَلَى حُبِّ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْهَا وَبُغْضِ مَنْ أَسَاءَ إِلَيْهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ عَلَيَّ يَدًا فَيُحِبُّهُ قَلْبِي
[انظر كتاب إحياء علوم الدين :(ج ٤ ص ٢٩٨) / كتاب المحبة والشوق والأنس والرضا / بيان حقيقة المحبة وأسبابها وتحقيق معنى محبة العبد لله تعالى / المؤلف: أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي الشافعي (ت ٥٠٥هـ) / الناشر: دار المعرفة - بيروت، بدون السنة].
“(Salah satu sebab tumbuhnya cinta) ihsan atau budi baik karena manusia adalah hamba kebaikan. Hati manusia secara watak tercipta untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya dan membenci orang yang berbuat jahat kepadanya. Rasulullah -ﷺ- berdoa :
‘Ya Allah, jangan Kauberikan kesempatan orang berdosa mengulurkan tangan kebaikannya padaku sehingga hatiku bersimpati kepadanya,’” Selesai.
Simpati terhadap orang yang berjasa, berbudi baik, atau mengulurkan tangannya bersifat alamiah dan fitrah manusia belaka. Rasa simpati ini sulit ditampik. Bagaimana pun keseharian orang yang berbudi baik atau mengulurkan tangan saat kita kesulitan, rasa simpati itu mesti tumbuh. Dan karena uluran tangan Kebaikkan seseorang dapat mencintai orang lain tanpa hubungan kerabat dan hubungan lainnya.
*⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉• Selanjutnya beliau menjelaskan dalam kitabnya Ihya' Ulumiddin (juz. 4 hal. 298):
إِشَارَةً إِلَى أَنَّ حُبَّ الْقَلْبِ لِلْمُحْسِنِ اضْطِرَارٌ لَا يُسْتَطَاعُ دَفْعُهُ ، وَهُوَ جِبِلَّةٌ وَفِطْرَةٌ لَا سَبِيلَ إِلَى تَغْيِيرِهَا ، وَبِهَذَا السَّبَبِ قَدْ يُحِبُّ الْإِنْسَانُ الْأَجْنَبِيُّ الَّذِي لَا قَرَابَةَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ وَلَا عَلَاقَةَ
[انظر كتاب إحياء علوم الدين :(ج ٤ ص ٢٩٨) / كتاب المحبة والشوق والأنس والرضا / بيان حقيقة المحبة وأسبابها وتحقيق معنى محبة العبد لله تعالى / المؤلف: أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي الشافعي (ت ٥٠٥هـ) / الناشر: دار المعرفة - بيروت، بدون السنة].
“Doa ini menjadi isyarat bahwa simpati terhadap orang yang berbuat baik (meski ia jahat) bersifat dharuri yang tidak dapat ditolak karena ia merupakan watak dan fitrah yang tidak dapat diubah. Sebab budi baik tersebut, seseorang dapat mencintai orang lain tanpa hubungan kerabat dan hubungan lainnya,” Selesai.
*⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉•Swyyid Syaikh Murtadlo Az Zabidiy Ba'alawiy Al Husainiy Al Hanafiy berkata dalam Kitabnya Ittihaf As Sadah Al Muttaqien Bisyarhi Ihya' Ulumiddin (juz. 9 hal. 553):
الْإِحْسَانُ، فَإِنَّ الْإِنْسَانَ) ، كَمَا قِيلَ (عَبْدُ الْإِحْسَانِ، وَقَدْ) رُوِيَ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ مَوْقُوفًا : «جُبِلَتِ الْقُلُوبُ عَلَى حُبِّ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْهَا وَبُغْضِ مَنْ أَسَاءَ إِلَيْهَا».
((رَوَاهُ أَبُو نُعَيْمٍ فِي الْحِلْيَةِ وَأَبُو الشَّيْخِ وَابْنُ حِبَّانَ فِي رَوْضَةِ الْعُقَلَاءِ، وَالْخَطِيبُ فِي التَّارِيخِ وَآخَرُونَ كُلُّهُمْ مِنْ طَرِيقِ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبَانَ الْخَيَّاطِ)).
قُلْتُ: وَقَدْ رَوَاهُ الْعَسْكَرِيُّ فِي الْأَمْثَالِ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ هَكَذَا مَرْفُوعًا، «وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ عَلَيَّ يَدًا فَيُحِبُّهُ قَلْبِي». رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ مِنْ حَدِيثِ مُعَاذٍ بِسَنَدٍ ضَعِيفٍ مُنْقَطِعٍ بِلَفْظِ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ عِنْدِي نِعْمَةً أُكَافِئُهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ . وَفِي لَفْظٍ: نِعْمَةً يَرْعَاهُ بِهَا قَلْبِي.
[انظر كتاب إتحاف السادة المتقين بشرح إحياء علوم الدين :(ج ٩ ص ٥٥٣) / ركن المنجيات / كتاب المحبة والشوق والأنس والرضا / بيان حقيقة المحبة وأسبابها وتحقيق معنى محبة العبد لله تعالى / المؤلف : مرتضى الزبيدي - محمد بن محمد الحسيني الزبيدي الحنفي].
“(Salah satu sebab tumbuhnya cinta) ihsan atau budi baik karena manusia seperti dikatakan adalah (hamba kebaikan). Dan sesungguhnya telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radliyyAllahu 'anhu secara marfu' : "Hati manusia secara watak tercipta untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya dan membenci orang yang berbuat jahat kepadanya". ((Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, Abu Al-Syaikh dan Ibnu Hibban dalam Raudlatu Al-Uqla’, Al-Khatib dalam Al-Tarikh dan lain-lain, semuanya melalui Ismail bin Aban Al-Khayyath)).
Saya berkata: Al-Askariy meriwayatkannya dalam Kitab Al Amtsal hadits Ibnu Umar seperti ini, dengan Sanad Marfu' (yang dapat ditelusuri hingga Nabi), (Rasulullah -ﷺ- berdoa :
‘Ya Allah, jangan Kauberikan kesempatan orang berdosa mengulurkan tangan kebaikannya padaku sehingga hatiku bersimpati kepadanya,’ Diriwayatkan oleh Al-Dailamiy dari hadits Muadz dengan sanad yang lemah yang terputus. Dengan kalimat: Ya Allah, janganlah engkau berikan perbuatan baik kepada orang yang suka bermaksiat dalam diriku, yang aku akan memberi balasan kepadanya di dunia dan di akhirat. Dalam kalimat lain: Kebaikkan yang dengan sebabnya hatiku menjaganya. Selesai.
⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉•أَلحَمْدُ لِلّـهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتُمُّ الصّالِحَاتُ🕊️❦︎༆❉
🕊️❦︎༆❉• кяα∂єηαη ѕєℓαтαη 003 001 кяα∂єηαη ѕяυмвυηg мαgєℓαηg נαтєηg
🎀 🕊️❦︎༆❉•
١٥ رجب ١٤٤٦ هـ
14 𝕵𝖆𝖓𝖚𝖆𝖗𝖎 2025 𝕸

Tidak ada komentar:
Posting Komentar