*⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉☾︎༆❦︎๐️﷽๐️❦︎༆☽︎❉*
*۩❖ุงููุณََّููุงู ُู ุนฺََْููชُู ْู َูุฑَุญْู َุฉُ ุงّٰٰูููู َูุจَุฑฺَชَุงุชُُู❖۩*
๐๐ผ๐๐ผโ๐น๐ธ๐๐ธ๐๐ธโ ๐๐๐๐ธ๐ ๐น๐ธ๐พ๐โ๐ป๐ธ โ๐ธ๐น๐ ๐๐โ๐ธ๐๐๐ธ๐ป -๏ทบ- ๐๐ผโ๐๐ธ๐ป๐ธโ๐พ ๐๐ผ๐๐๐ธ๐ป๐ โ๐ธ๐ ๐๐ธโ๐พ โ๐ธ๐๐โ๐พ โ๐ผโ๐๐โ๐พ
⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉• ษׁׅ֮แฅฃׁׅ֪ hׁׅ֮ษׁׅ֮ีชׁ๊ׅ݊ชฑׁׅtׁ๊ׅฏฑׁׅ֒
ุญَุฏَّุซََูุง ุญَุณٌَู، َูุงَู: ุณَู ِุนْุชُ ุนَุจْุฏَ ุงِููู ุจَْู َِูููุนَุฉَ، َูุงَู: ุญَุฏَّุซََูุง ุฏَุฑَّุงุฌٌ ุฃَุจُู ุงูุณَّู ْุญِ، ุฃََّู ุฃَุจَุง ุงَْْูููุซَู ِ، ุญَุฏَّุซَُู ุนَْู ุฃَุจِู ุณَุนِูุฏٍ ุงْูุฎُุฏْุฑِِّู، ุนَْู ุฑَุณُِูู ุงِููู -๏ทบ- : ุฃََّู ุฑَุฌًُูุง َูุงَู َُูู: َูุง ุฑَุณَُูู ุงِููู، ุทُูุจَู ِูู َْู ุฑَุขَู، َูุขู ََู ุจَِู، َูุงَู:
«ุทُูุจَู ِูู َْู ุฑَุขِูู َูุขู ََู ุจِู، ุซُู َّ ุทُูุจَู، ุซُู َّ ุทُูุจَู، ุซُู َّ ุทُูุจَู ِูู َْู ุขู ََู ุจِู ََููู ْ َูุฑَِูู»،
َูุงَู َُูู ุฑَุฌٌُู: َูู َุง ุทُูุจَู؟ َูุงَู:
«ุดَุฌَุฑَุฉٌ ِูู ุงْูุฌََّูุฉِ ู َุณِูุฑَุฉُ ู ِุงุฆَุฉِ ุนَุงู ٍ، ุซَِูุงุจُ ุฃَِْูู ุงْูุฌََّูุฉِ ุชَุฎْุฑُุฌُ ู ِْู ุฃَْูู َุงู َِูุง».
[ุฑูุงู ุงุญู ุฏ ูุงูููุธ ูู / ู ุณูุฏ ุงูู ูุซุฑูู ู ู ุงูุตุญุงุจุฉ / ู ุณูุฏ ุฃุจู ุณุนูุฏ ุงูุฎุฏุฑู ุฑุถู ุงููู ุนูู / ุฑูู ุงูุญุฏูุซ: ูกูกูฆูงูฃ. ูุญู ูุฏ ูู "ุงูู ูุชุฎุจ" (ูฉูฃู ) ، ูุงูุชุฑู ุฐู (ูขูฅูจูก) ู (ูขูฅูจูค) ู (ูฃูฃูขูข) ، ูุงุจู ุญุจุงู (ูงูคูงูฃ) ، ูุงูุทุจุฑู ูู "ุงูุชูุณูุฑ" ูกูฅ/ูขูฃูฉ، ูุงูุญุงูู ูข/ูฅู ูก ููค/ูฆู ูค، ูุงูุจูููู ูู "ุงูุจุนุซ" (ูฆู ูค) ู ู ุทุฑูููู ุนู ุนู ุฑู ุจู ุงูุญุงุฑุซ، ุนู ุฏุฑุงุฌ، ุจู.
ููุงู ุงูุชุฑู ุฐู: ูุฐุง ุญุฏูุซ ุบุฑูุจ، ูู ุน ุฐูู ุตุญุญู ุงูุญุงูู ، ููุงููู ุงูุฐูุจู].
Dari Abu Sa’id Al Khudry radliyyAllahu ‘anhu. Dari Nabi -๏ทบ- : Bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah -๏ทบ-: "Wahai Rasulullah, alangkah beruntungnya orang yang dapat melihat dan beriman kepadamu."
Lalu beliau bersabda:
"Beruntunglah orang yang melihat dan beriman kepadaku, kemudian beruntunglah, beruntunglah dan beruntunglah orang yang beriman kepadaku dan dia belum pernah melihatku."
Laki-laki tersebut berkata: "Apakah keberuntungan orang tersebut?" Rasulullah -๏ทบ- menjawab:
"Sebuah pohon di surga yang besarnya seperti jarak seratus tahun perjalanan, pakaian penduduk surga yang keluar dari lengan bajunya."
[HR. Ahmad Teks Miliknya No. 11673. Hamid. Tirmidziy. Ibnu Hibban. Thobary. Hakim. Baihaqiy. Al -Tirmidzi berkata: INI ADALAH HADIS YANG GHORIB (ANEH). Bersamaan Dengan Itu Imam Hakim MENSHOHIHKANNYA, Dan Imam Al -Dzahabiy Setuju Dengannya].
⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉• hׁׅ֮ษׁׅ֮ีชׁ๊ׅ݊ชฑׁׅtׁ๊ׅฏฑׁׅ֒ แจฎ꫶ׁׅ֮ษׁ๊ׅ֮ชׁׅแงׁ ๊ฏฑׁ๊ׅ֒ซׁ๊ׅܻชׁׅษׁׅ֮ีชׁׅ݊ษׁׅ֮:
ุญَุฏَّุซََูุง ู ُูุณَู ุจُْู ุฏَุงُูุฏَ، ุญَุฏَّุซََูุง َูู َّุงู ٌ، ุนَْู َูุชَุงุฏَุฉَ، ุนَْู ุฃَْูู ََู، ุนَْู ุฃَุจِู ุฃُู َุงู َุฉَ َูุงَู: َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงِููู -๏ทบ-:
«ุทُูุจَู ِูู َْู ุฑَุขِูู َูุขู ََู ุจِู، َูุทُูุจَู ِูู َْู ุขู ََู ุจِู ََููู ْ َูุฑَِูู ุณَุจْุนَ ู ِุฑَุงุฑٍ».
[ุฑูุงู ุฃุญู ุฏ ูุงูููุธ ูู / ุชุชู ุฉ ู ุณูุฏ ุงูุฃูุตุงุฑ ุญุฏูุซ ุฃุจู ุฃู ุงู ุฉ ุงูุจุงููู ุงูุตุฏู ุจู ุนุฌูุงู ุจู ุนู ุฑู ูููุงู: ุงุจู ููุจ ุงูุจุงููู، ุนู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู / ุฑูู ุงูุญุฏูุซ: ูขูขูกูฃูจ. ูุฃุฎุฑุฌู ุงูุทูุงูุณู (ูกูกูฃูข) ، ูุฃุฎุฑุฌู ุงุจู ุฃุจู ุดูุจุฉ ูู "ู ุณูุฏู" ูู ุง ูู "ุฅุชุญุงู ุงูุฎูุฑุฉ" (ูกูกูจ) ، ูุงุจู ุญุจุงู (ูงูขูฃูฃ). ูุงูุทุจุฑู. ูุฅุณูุงุฏู ุญุณู ูุบูุฑู]
Dari Abu Umamah radliyyAllahu ‘anhu berkata: “Rasulullah -๏ทบ- bersabda:
“Sungguh kebaikan untuk seorang yang telah melihatku dan beriman kepadaku (beliau mengucapkan) sebanyak satu (1) kali, kemudian sungguh kebaikan kemudian untuk seorang yang telah beriman kepadaku dan tidak melihatku, (beliau mengucapkan) sebanyak tujuh (7) kali.”
[HR. Ahmad Teks Miliknya No. 22138. Thoyalisiy. Ibnu Abi Syaibah. Ibnu Hibban. Thobariy. SANADNYA HASAN LIGHOIRIH].
⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ٜٜٜٜٜٜ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉• ูุฏู ุงูุฏุฑุงูุฉ ุนูู ุงูุฑูุงูุฉ :
๐️❦︎❉• ILMU HADIST DIRAYAH
Menurut imam As Suyuthi, Ilmu Hadits Dirayah adalah : ” ilmu yang mempelajari tentang hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya dan hukum-hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, macam-macam periwayatan, dan hal-hal yang berkaitan dengannya ”.
Disebut dengan juga ilmu Musthalahul Hadits – undang-undang (kaidah-kaidah) untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara-cara menerima dan menyampaikan al-Hadits, sifat-sifat rawi dan lain sebagainya.
Obyek Ilmu Hadits dirayah : meneliti kelakuan para rawi dan keadaan marwinya (sanad dan matannya). Menurut sebagian ulama, yang menjadi obyeknya ialah Rasulullah SAW sendiri dalam kedudukannya sebagai Rasul Allah. Faedahnya atau tujuan ilmu ini : untuk menetapkan maqbul (dapat diterima) atau mardudnya (tertolaknya) suatu hadits dan selanjutnya untuk diamalkannya yang maqbul dan ditinggalnya yang mardud. Istilah lain yang dipakai oleh ulama ahli hadits terhadap ilmu hadits dirayah adalah ilmu ushul al-hadits.
Dinamakan ilmu hadis dirayah dikarenakan ilmu tersebut dihasilkan dari kesungguhan berfikir, yaitu mengedepankan pengembangan isi hadist dengan pemahaman secara kontekstual isi hadist dilihat dari berbagai sudut pandang isi tersebut.
Hukum mempelajarinya wajib ‘ain jika tidak ada yang mempelajarinya, dan wajib kifayah jika telah ada seseorang yang mempelajarinya.
Pendiri Ilmu Hadits Dirayah adalah Al-Qadhi Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdurahman bin Khalad Ramahumuzi (w.360 H)
◆ Pokok pembahasan ilmu dirayah itu dua, yaitu : rijal al-sanad dan
jarah-ta’dil.
Dari pembahasan dua ulasan itu muncul penilaian, bahwa suatu matan hadits dinilai shahih, atau hasan atau dla’if. Kata penilaian seperti itu biasa disebut Mushthalah al-Hadits.
๐️❦︎❉• ILMU HADIST RIWAYAH
Ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang periwayatan secara teliti dan berhati-hati bagi segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan dan sifat serta segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabiin” (Subhi Asshalih, Ulumul Hadits…hal. 107)
Obyek pembahasan ilmu riwayatul hadits: sabda Rasulullah, perbuatan beliau, ketetapan beliau, dan sifat-sifat beliau dari segi periwayatannya secara detail dan mendalam.
Faidahnya: menjaga As-Sunnah dan menghindari kesalahan dalam periwayatannya.
Sementara itu, obyek Ilmu Hadits Riwayah, ialah membicarakan bagaimana cara menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu Kitab Hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan Hadits, hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya.
Adapun kegunaan mempelajari ilmu ini adalah untuk menghindari adanya kemungkinan yang salah dari sumbernya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebab berita yang beredar pada umat Islam bisa jadi bukan hadits, melainkan juga ada berita-berita lain yang sumbernya bukan dari Nabi, atau bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali.
⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ٜٜٜٜٜٜ ٜٜ⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉•
⌬ٜٜٜٜٜٜٜ҈ཻٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ ٜٜٜٜٜٜٜ❉•ุฃَูุญَู ْุฏُ ِِّูููู ุงَّูุฐِْู ุจِِูุนْู َุชِِู ุชَุชُู ُّ ุงูุตّุงِูุญَุงุชُ๐️❦︎༆❉
๐️❦︎༆❉• ะบัฮฑ∂ัฮทฮฑฮท ััโฮฑัฮฑฮท 003 001 ะบัฮฑ∂ัฮทฮฑฮท ััฯ ะผะฒฯ ฮทg ะผฮฑgัโฮฑฮทg ื ฮฑััฮทg
๐ ๐️❦︎༆❉•
ูฃู ุฑุฌุจ ูกูคูคูฆ ูู
30 ๐ต๐๐๐๐๐๐ 2025 ๐ธ

Tidak ada komentar:
Posting Komentar